Niat Mulia Jangan Gagal di Eksekusi: MBG Harus Diperbaiki, Bukan Dihentikan

  



Bandung Barat -Kasus keracunan masal akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi dalam dua hari yakni tanggal 22 dan 24 September 20235 di Kecamatan Cipongkor  dan Cihampelas di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat meninggalkan noktah hitam dari program perbaikan gizi demi masa depan anak, ibu menyusui dan ibu hamil.


Dari 16 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat, memang hanya dua kecamatan yang “bermasalah” sementara di kecamatan-kecamatan  yang lain Program MBG tidak bermasalah.


Bagi 432 murid SD Negeri 2 Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah bagian dari proses belajar yang mereka jalani saat ini. Kegembiraan dan keceriaan dalam menyantap hidangan MBG adalah perilaku yang mereka tunjukkan selama proses menyiapkan masa depan mereka.


Wajah polos dan senyum mengembang ditunjukkan Aleyshia dan dua temannya di depan gerbang sekolah, saat mereka pulang sekolah dan menunggu orang tua menjemputnya.


"Tadi sudah makan pakai burger, enak," kata Aleyshia, murid kelas 3 di SD Negeri yang berada tepat di tepi Jalan Raya Cimareme itu. Dua temannya yang sama-sama menunggu jemputan juga mengatakan hal yang sama.


"Sekarang nggak ada susu. Saya minum air putih," kata siswi berkerudung ini seraya menunjukkan botol minuman yang ia bawa dari rumah. Tidak lama seorang perempuan mengendarai sepeda motor datang, dua petugas keamanan yang terus mendampingi anak-anak pulang sekolah, mengantarkan Aleyshia hingga duduk di jok sepeda motor yang dikendarai ibunya.


Aleyshia pun pulang dan masih tampak wajahnya yang gembira. Sementara itu di dalam sekolah nampak seorang pria membereskan ratusan ompreng makanan yang telah selesai digunakan murid-murid di sekolah dengan akreditasi A ini.

Pria ini adalah Zainudin, penjaga sekolah. 


"Alhamdulillah selama ini aman, nggak ada murid yang ngeluh atau sakit setelah makan," kata Zainudin sembari menyusun dan mengikat ompreng yang selesai digunakan.


Dia mengikat dengan tali rafia masing-masing 10 ompreng beserta tutupnya dalam setiap tumpukan. "Ini mahal makanya harus dirapikan. Nanti diambil oleh dapur," kata dia sambil tersenyum.


Sementara itu salah seorang wali murid yang ditemui saat menjemput anaknya pulang sekolah, Ibu Siti mengaku ada sedikit kekhawatiran keracunan terhadap MBG yang disantap putrinya. Namun dia mengatakan saat ini yakin dengan pihak sekolah karena melakukan pengecekan terhadap makanan sebelum disantap murid-murid.


"Kalau dengar dari berita ya khawatir (keracunan). Tapi guru-guru di sini (SD Negeri 2 Cimareme selalu cek makanan itu satu satu. Jadi sebelum dikasih ke murid, dicoba dulu sama gurunya. Kalau ada yang basi, ya nggak dikasih ke murid. Itu yang membuat saya yakin makanan untuk anak saya aman," jelas Ibu Siti.


Karena itu, Ibu Siti yang putrinya yang saat ini duduk di bangku kelas 4 berharap MBG terus berjalan dengan pengecekan melibatkan dewan guru. "Ayeuna (adanya) program MBG janten (menjadi) tidak memberatkan beban keluarga untuk makan anak di sekolah. Sangat membantu," kata Ibu Linda yang putrinya kelas 2 di SD Negeri 2 Cimareme ini.


"Kalau mau diteruskan, kumaha pemerintah wae. Abdi mah ngiringan (saya mengikuti saja)," ujar Ibu Linda yang tinggal di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah ini.


Terkait penyediaan makanan MBG, ibu Linda mengatakan "Upami ngadamel makanan tabuh tilu teras dibagiken murang kalih tabuh 10 atau tabuh 11, eta makanan jadi ti is (kalau membuat makanan mulai pukul tiga dan disajikan pukul 10 atau pukul 11, makanan jadi dingin) ," ujar dia.


Karena itu Linda memberi masukan agar menu makanan diperbaiki lagi agar tidak mudah basi seperti pengolahan dan pengemasan makanan. Harapan agar program MBG terus dilaksanakan juga disampaikan wali murid seperti Ibu Marsanda (murid kelas 2), Ibu Rina (wali murid kelas 4) dan Ibu Siti (wali murid kelas 4).

Di sisi lain, sejumlah murid di SMP Negeri 1 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mengatakan belum ada program MBG di sekolahnya.


"Mau, kapan Om ada MBG di sekolah kami ?" kata beberapa siswa yang sedang menunggu pembelajaran ekstrakurikuler, usai jam sekolah itu berakhir, Jumat (26/09/2025).


Tak jauh dari SMP Negeri 1 Padalarang itu tampak SMK Negeri 4 Padalarang. Sejumlah siswa yang ditemui saat hendak masuk ke gerbang sekolah mengaku sudah merasakan program MBG.


"Sudah, makanannya enak dan kami habiskan," kata Farid, murid kelas XI jurusan teknik elektro di sekolah dengan gerbang bercat biru itu.


Farid bersama dengan teman-temannya mengaku senang dan berharap program MBG terus dilaksanakan.


"Selain untuk.menambah gizi kami, uang jajan dari rumah juga bisa kami sisihkan untuk ditabung," ujar Farid.


Karena itu Farid dan teman-temannya berharap program MBG terus dilaksanakan dengan berbagai perbaikan dalam pengelolaanya.

Sementara itu pakar kebijakan publik dari Universitas Pasundan, Bandung, Eki Baehaki menilai tidak boleh ada yang meragukan urgensi MBG. Indonesia tengah menghadapi masalah serius dari stunting, anemia, hingga malnutrisi kronis yang menggerogoti kualitas generasi muda. “Sepiring makan bergizi gratis di sekolah adalah intervensi negara yang sangat dibutuhkan. 


Namun, niat mulia bisa runtuh oleh tata kelola yang rapuh. Program MBG harus terus dilanjutkan tetapi dengan perbaikan tata kelola yang radikal,”ujar Eki Baehaki.


Menurut penggiat Citarum Harum tersebut,  kasus keracunan yang berulang adalah tanda lampu merah. Prinsip keamanan pangan, yang mensyaratkan menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menyimpan pada suhu aman, serta memakai bahan baku bersih, belum  berjalan konsisten. “Program MBG adalah investasi besar tetapi tanpa tata kelola yang disiplin, investasi itu justru bisa menghasilkan kerugian kesehatan, hilangnya kepercayaan publik, dan kegagalan politik. Walau bagaimanapun agar  Program MBG harus tetap jalan maka harus ada jalan selamat bagi revitalisasi Program MBG itu sendiri,”ungkap Eki Baehaki.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Gelar Sidang Mediasi Kedua Perhimpunan Gandhi Seva Loka (PGSL)

ADVOKAT Hartono Tanuwidjaja, SH.,MSi.,MH.,CBL.,CMed. : Persidangan GANDHI SEVA LOKA Lanjut ke Tahap MEDIASI !!

REPLIK Tidak Banyak Dibantah, Aset Para TERGUGAT Terancam di SITA !!!